Posted by: retarigan | December 8, 2015

CHEVROLET: AMBISI MEREBUT PASAR


Chevrolet 07

Chevrolet 07

Tahun-tahun berikutnya perusahaan terus melakukan pengembangan bisnis dengan mendirikan beberapa pabrik. Pada tahun 1920-an, 1930-an, dan 1940-an, secara konsisten Chevrolet masih bersaing dengan Ford. Namun, saat itu muncul pesaing lain bernama Plymouth dari Chrysler. Ketiga merek ini dikenal sebagai produsen mobil dengan penawaran harga yang relatif murah. Chevrolet dikenal sebagai produsen mobil yang memberikan pengaruh besar pada industri otomotif Amerika Serikat, terutama sekitar tahun 1950-an dan 1960-an. Melalui produk legendarisnya, Corvette, perusahaan melakukan terobosan pada bagian mesin mobil, terutama pada pengembangan fuel injected machine.

Chevrolet 08

Chevrolet 08

Namun, perjalanan selanjutnya tidak semulus yang diharapkan, ketika Chevrolet mencoba menggunakan mereknya di semua lini produk yang dimiliki. Hal ini mengakibatkan merek tidak menancap dengan kuat di benak konsumen. Meskipun sebelumnya merek telah memiliki pengaruh kuat, bila penggunaan merek terlalu melebar secara perlahan pengaruhnya akan berkurang.

Chevrolet 09

Chevrolet 09

Waktu itu Chevrolet dihadapkan pada dua pilihan, yaitu mencapai tujuan jangka panjang atau jangka pendek. Karena persaingan di antara produsen mobil mulai meruncing, terutama dibarengi dengan maneuver yang dilakukan oleh Ford, Chevrolet berusaha menjual produk sebanyak-banyaknya dengan memanfaatkan kekuatn merek. Hal ini cukup efektif untuk jangka pendek, terlihat dari angka penjualan yang meningkat. Namun, untuk jangka panjang positioning merek ini di mata konsumen semakin tidak jelas.

Chevrolet 10

Chevrolet 10

Sejumlah perusahaan sering terjebak dengan paradigm ini. Banyak perusahaan yang mencoba menambah lini produk dengan memanfaatkan merek kuat untuk merebut pangsa pasar yang lebih besar. Sebetulnya hal ini sah-sah saja, asalkan perusahaan memiliki arsitektur merek yang baik, mulai dari brand utama sampai dengan sub-brand. Misalnya, Chevrolet sebagai merek utama dapat mengembangkan sejumlah sub-brand seperti Camaro, Caprice, Malibu, dan lain sebagainya.

Chevrolet 11

Chevrolet 11

Sayangnya konsumen tidak melihat dengan sudut pandang yang sama. Sebagian besar dari mereka mencoba hanya mengasosiasikan satu merek, tak peduli apakah itu merek utama atau sub-brand. Akibatnya tidak ada konsistensi dari setiap merek. Bahkan dalam beberapa kasus, asosiasi antarmerek menjadi terbolak-balik. Belum lagi adanya fenomena konsumen terkadang suka menyingkat nama, misalnya Corvette disebut Vette saja.

Chevrolet 12

Chevrolet 12

Chevrolet dan para pemasar sering kali lupa bahwa merek sebaiknya dirancang sesingkat mungkin, mudah diucapkan, dan mudah diingat. Pemasar juga sering beranggapan penjualan dipicu oleh merek perusahaan yang sudah dikenal baik. Hal itu memang berlaku, tapi perlu diingat bahwa merek juga dibangun berdasarkan keberhasilan penjualan di pasar yang didengar oleh konsumen. Hanya dengan penjualan yang tinggilah merek dapat terbangun dengan baik. Oleh karenanya, perusahaan harus sangat berhati-hati mendayagunakan merek, misalnya dalam suatu kebijakan brand extension. Perlu dipertimbangkan secara saksama apa sekiranya efek jangka pendek dan jangka panjangnya.

Referensi:

Sumber: Mussry Jacky, Darwin Waizly, dan Hardi Edwin. 2012. Kisah Klasik Pemasaran, ©PT Gramedia Pustaka Utama. p.74-77

–o0o–

Pages: 1 2


Leave a comment

Categories