Posted by: retarigan | February 10, 2009

Mendengarkan adalah Proses Tiga-Tahap


Mendengarkan dengan sungguh-sungguh? Yang seperti apa? Sangat tergantung. Anda harus mengkaji bahwa mendengarkan merupakan proses tiga tahap. Ketiga tahap tersebut adalah:

Tahap 1: Siapkan mental Anda tidak untuk mendengarkan

Tahap 2: Siapkan fisik Anda untuk mendengarkan

Tahap 3: “Ikatkan” diri Anda pada pembicara

Setiap tahap mencakup beberapa langkah sederhana, semacam checklist. Walaupun demikian sebenarnya tidaklah ada rumus yang paling tepat dalam mendengarkan. Hanya saja, ada baiknya Anda melihat checklist pada saat Anda melakukan kegiatan mendengarkan agar bisa menghasilkan sesuatu (misalnya, kegiatan mendengarkan yang dilakukan agar terjadi penjualan, kegiatan mendengarkan dalam proses ujian, kegiatan mendengarkan dalam menjalankan tugas). Melalui upaya ini diharapkan mendengarkan akan menjadi produktif.

Tahap 1: Siapkan Mental untuk Mendengarkan (R.E.A.D.Y.)

Tahap pertama ini harus dilakukan sebelum pembicaraan atau pelajaran dimulai. Tahap ini merupakan tahap menyiapkan mental Anda untuk mendengar hal-hal dalam pembicaraan. Dengan telah menggeser perhatian sebelum proses komunikasi di mulai, Anda akan lebih siap untuk memahami materi. Ingatlah R.E.A.D.Y. singkatan dari:

Review

Eliminate

Anticipate

Determinate

Yank

Review (mengingat/mengkaji) kontak terakhir Anda dengan pembicara

Bila mungkin, siapkan peran Anda sebagai pendengar dengan cara mengkaji kembali pembicaraan terakhir dengan orang yang sama. Salah satu cara terbaik agar mendapatkan informasi yang banyak di kelas adalah dengan mengkaji kembali catatan-catatan pada pelajaran yang lalu. Hal ini akan memfokuskan pikiran Anda dan menyiapkan diri Anda untuk mengikuti aliran kuliah hari ini.

Eliminate (hilangkan) gangguan-gangguan yang bisa Anda kendalikan

Pilihlah tempat duduk yang jauh dari koridor yang berisik dan jauh dari teman yang kurang sopan. Tatalah diri Anda untuk fokus pada informasi yang terkait dengan pelajaran. Jauhkan buku-buku dan kertas-kertas yang juga akan menarik perhatian Anda. Pilihlah tempat duduk di mana Anda bisa dengan mudah melihat instrukturnya dan terhalang dari gangguan-gangguan yang mungkin akan mengganggu.

Anticipate (berantisipasi) tetapi jangan berprasangka

Bayangkan tentang pembicaranya, tetapi jangan kecewa bila ceramah/pembicaraan yang terjadi jauh dari harapan Anda. Membayangkan akan menempatkan Anda sebagai pendengar aktif. Membaca terlebih dahulu bahan-bahan sebelum pembicaraan dimulai juga merupakan langkah yang baik.

Determine (pastikan) sasaran Anda

Ikutlah kelas, seminar, atau rapat yang diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bertumpuk di benak Anda. Pastikan dalam hati Anda, tujuan Anda memutuskan untuk menghadirinya. Walaupun mungkin ini hanya kelas kecil yang wajib diikuti dan sebenarnya tidak menarik bagi Anda, mungkin bermanfaat bagi sasaran jangka panjang Anda.

Yank (raihlah) diri Anda untuk hadir

Sangat sering, pembelajar hanya membawa raganya saja ke seminar, rapat, atau kelas tetapi jiwanya sebenarnya sedang berada di tempat lain. Jangan menyalahkan diri sendiri. Untuk belajar, Anda harus memfokuskan diri di tempat Anda berada. Pembelajar dewasa biasanya sibuk dan memikirkan bermacam-macam hal. Hanyalah membuang-buang waktu saja bila terus menerus memikirkan kejadian-kejadian kemarin atau yang belum tentu terjadi besok pagi, dan ternyata kehilangan hari ini. Kembalilah pada kenyataan. Hadirkan diri sekarang juga, untuk belajar.

Tahap 2: Siapkan Fisik untuk Mendengarkan (S.W.A.T.)

Tahap kedua ini akan memperlihatkan kepada Anda bagaimana sebaiknya sikap tubuh yang baik saat mendengarkan pembicaraan pada rapat atau kuliah. Tahap ini adalah kegiatan yang paling sederhana dari ketiga tahap dalam proses mendengarkan.

Bahasa tubuh yang diwujudkan dengan cara siap secara fisik untuk mendengarkan, selalu dapat memberikan isyarat kepada pembicara bahwa Anda memang tertarik untuk mendengarkan. Bahasa tubuh Anda memberikan pesan kepada otak bahwa Anda di situ untuk mendengarkan dan belajar.

Sit up (duduklah tegak) sedikit agak condong ke depan

Posisi ini merupakan tanda siap yang mampu membantu pikiran untuk siap juga. Posisi yang terlalu condong ke belakang (rebah) hanya akan menyebabkan mengantuk dan tentunya sulit mencatat.

Watch (perhatikan) dengan dengarkan

Tujukan pandangan kepada instruktur, Anda akan mendapatkan lebih banyak informasi melalui penglihatan, bahasa tubuh, gerak jari, dan ekspresi wajah.

Acknowledge (mengakui) yang Anda dengar

Menggunakan anggukan, ekspresi wajah, dan pertanyaan. Komunikasi adalah lingkaran yang terbentuk terus menerus; hal-hal yang Anda dengarkan akan berdampak bagi pembicara. Umpan balik yang berupa perhatian dari pendengar dapat meningkatkan mutu pembicaraannya. Lebih penting dari itu, ekspresi fisik karena memahami pembicaraan akan membantu Anda melakukan konsentrasi.

Take (buatlah) catatan

Meskipun kadang-kadang mencatat akan mengurangi konsentrasi mendengarkan, tetapi catatan akan lebih awet daripada ingatan Anda. Khususnya apabila akan ujian, catatan sangatlah penting.

Tahap 3: “Ikatkan” diri Anda pada pembicara (F.A.R.)

Sekarang Anda sudah siap baik secara mental maupun fisik. Pada tahap ketiga ini Anda akan belajar bagaimana mendengarkan secara aktif. Mendengarkan secara aktif artinya harus mampu mengukur diri bahwa Anda bisa mengikuti jalan pikiran instrukturnya.

Focus (fokus)

Berkonsentrasilah pada isi pembicaraan, bukan pada penampilan, aksen, nada suara, atau kepribadian instrukturnya. Para instruktur dan para atasan bukanlah juru bicara. Ingatlah selalu mengapa Anda berada di kelas atau di dalam rapat: untuk mendapatkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Tingkatkan keaktifan Anda dengan menganggukkan kepada sebagai tanda  mengerti, libatkan diri pada diskusi, ceritakan implementasi yang telah Anda lakukan. Bayangkan seolah-olah Anda hanya berbicara berdua saja dengan pembicara dan berilah perhatian seolah-olah sedang berbicara dengan kawan baik Anda.

Abbreviate (menyingkat)

Buatlah catatan dan jangan terlalu memikirkan penulisan yang benar, tata bahasa yang benar, atau kerapian. Yang penting tetap bisa dibaca dan Anda bisa memahaminya di kemudian hari, atau bila diperlukan. Tempat kosong yang Anda sisakan akan bermanfaat untuk menuliskan detilnya, untuk melengkapi catatan/menuangkan pikiran Anda lebih lanjut. Kosongkan sisi  kiri catatan untuk memberi tanda, simbol, atau catatan penting lainnya.

Revise (memperbaiki)

Sempatkan memperbaiki dan melengkapi catatan Anda dalam waktu 20 menit setelah selesai pelajaran. Kerjakan secara rutin dan terapkan kedisiplinan untuk melakukannya. Revisi yang Anda lakukan ini bisa mengingatkan tentang informasi baru sebelum Anda lupa.

Successful Lifelong Learning – Robert Steinbach, PPM Publisher 2002


Leave a comment

Categories