Posted by: retarigan | November 28, 2011

Cara Menghentikan Hambatan Pribadi dan Mulai Meyakini Angan-angan Anda


Cara Menghentikan Hambatan Pribadi dan Mulai Meyakini Angan-angan Anda

Coba Anda renungkan sejenak hal berikut ini: Seandainya saya menugaskan Anda untuk melakukan sesuatu pekerjaan saat ini, bagaimana reaksi pertama Anda? “Ah, entahlah, apakah aku bisa melakukannya. Aku tidak begitu yakin pada diri sendiri.”

Bagaimana kalau dalam tugas tersebut termasuk mengerjakan hal-hal yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya? Apakah Anda akan merasa bergairah untuk menyambut tantangan itu, atau mungkin malah takut? Bersediakah Anda mempercayai diri sendiri untuk mempelajari apa pun yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tersebut?

Apakah saat ini Anda mengangan-angankan suatu hal yang sangat penting, yang ingin Anda lakukan, namun terhalang oleh rasa percaya diri sehingga Anda ragu apakah akan mampu sepenuhnya mewujudkan angan-angan itu? Apakah Anda khawatir berubah pikiran, atau akan menunda-nundanya sampai kemudian berhenti sama sekali? Adakah peristiwa atau pengalaman yang sudah Anda coba tekuni, namun akhirnya gagal dituntaskan?

Saat Anda berhenti melangkah untuk meraih impian Anda, di situlah titik awal kepercayaan diri Anda terkoyak. Dan di tempat itu pulalah rasa percaya diri Anda hilang.

Bila pikiran Anda mengatakan, “Aku rasa aku tidak bisa melakukannya,” sebenarnya ia mengatakan: “Aku tidak yakin diriku akan mau diajari dan belajar melakukan apa saja, agar impianku menjadi kenyataan.” Semakin Anda bersiteguh pada tekad dan komitmen untuk mengatasi segalanya, semakin tinggi keyakinan yang akan Anda rasakan. Memiliki keyakinan berarti percaya diri untuk menerjang segala kekhawatiran dan pantang menyerah.

Saya rasa, Anda pun pernah membaca beberapa kisah orang Amerika yang memulai usahanya dari nol, kemudian menjadi sukses luar biasa. Seperti orang yang menjalankan bisnis dengan menjual ayam goring di kota kecil, yang lama kelamaan usahanya berkembang menjadi waralaba, dan menghasilkan jutaan dolar. Jika mendengar yang seperti ini, Anda mungkin akan berpendapat, “Betapa beruntungnya orang itu!” Menurut Anda, dia mungkin hanya kebetulan berada di tempat yang tepat, dan pada waktu yang tepat! Tetapi, yang Anda tidak tahu adalah, berapa banyak si beruntung itu membuat kesalahan, atau berapa kali dia gagal menanam modal. Berapa kali dia harus jatuh bangun, berapa banyak rintangan yang harus dihadapinya, dan berapa  kali dia merasa ragu untuk mengatasi semua itu.

Apakah kelebihan seorang milarder dari kita? Dia percaya diri untuk terus maju, pantang mundur, pantang menyerah, meski dia pun tidak selalu yakin mengenai caranya untuk terus maju, atau apakah arah yang dia tempuh sudah benar. Satu hal yang dia tahu pasti: dia tidak akan berhenti. Dia punya keyakinan untuk pantang menyerah, walaupun mungkin dia sudah melakukan kesalahan.

Sumber:  Barbara de Angelis, Confidence (Percaya Diri): Sumber Sukses dan Kemandirian, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2000


Leave a comment

Categories